Baru beberapa minggu yang lalu gue ngelihat sebuah foto di Fanspage Resmi MCI yang bisa dikatakan terlalu aneh bagi manusia normal yang hidup di tanah air tercinta ini. khususnya gue. fotonya itu nggak lain dan nggak bukan yaitu foto seorang cewek remaja dia di foto dengan mulutnya penuh busa dan di upload di akun instagramnya (kalau nggak salah) sendiri. udah mati masih sempat selfie gitu, terus masih sempat diedit pake photoshop pula. ataukah mungkin jangan-jangan si cewek minta jasa edit foto sebelum meninggal terus, ngasih akun instagramnya dan meminta kepada si jasa edit foto untuk mengunggahnya dan dapat perhatian publik sambil memberikan status wasiat yang bakal di posting? kalau udah sampai di publikasikan lewat publik langsung, udah pasti bisa disebut ALAY.
Kalimat ALAY pasti udah nggak asing lagi bagi kita. Hal ini muncul begitu saja ditengah-tengah maraknya persaingan Era Globalisasi. dan bagi gue sendiri, alay merupakan perkembangan manusia tapi justru ke arah yang tidak normal. Semakin dewasa bukannya malah semakin lurus, tapi semakin melenceng. Kenapa? Ada apa dengan alay?
Menurut Zaky Al-Ikhsan Budiman, S.Blog, M.Blog, alay itu muncul karena pengaruh perkembangan seseorang ke arah lingkungan yang tidak baik atau bisa dibilang norak atau kampungan dan terlalu berlebihan. dan hal itu cuma ada di negeri kita yang tercinta ini. menurut gue, perkembangan tumbuh anak Indonesia terbagi dalam beberapa hal, yaitu :
1. Lahir
2. Bayi
3. Balita
4. Anak-anak
5. Remaja
6. ALAY
7. Dewasa
8. Lansia
9. Mampus
Catatan : untuk yang no. 6, cuma terjadi pada anak-anak tertentu tergantung di lingkungan mana dia hidup. contoh : Dunia Lain
orang alay sama orang normal itu beda. hal yang paling menonjol kelihatan dalam bahasa penulisan. kalau orang normal tulisannya pasti sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) nggak sama kayak orang alay yang "NUL1SNY4 K4Y4K G1N1"
Ada yang punya KBBI?
Dalam sikapnya menghadapi masalah, orang alay mengapresiasikannya justru terlalu mengumbar khususnya, dalam masalah percintaan. kalau untuk orang normal, putus cinta nggak jauh beda dengan orang alay hanya saja orang normal cuma memendam masalahnya dalam hati atau curhat sama orang lain dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mengurangi rasa sedihnya. beda sama alay. bagi mereka putus cinta itu merupakan tanda akhir zaman. contohnya kayak gini :
udah nangis masih sempat selfie pula gitu. ih, norak! gimana nggak alay namanya coba. dia ngelakuin ini agar dia mendapatkan perhatian dari orang-orang yang ada di sekitarnya. udah nangis gitu masih sempat selfie, dasar caper.
kalau ini udah alay murni. baik dari cara berfoto maupun tata bahasanya. dia mikir dia bakalan dapat simpati publik dan juga cowoknya. tapi kalau bagi gue, dia udah pasti bakal dibilang alay. lo pikir lo bakal lebih cantik kalau fotonya kayak gitu? kalau menurut gue mah, justru kalau fotonya yang kayak itu terkesan memaksa, meski udah pake kamera DSLR 360 derajat celcius sekalipun. udahlah neng, dunia ini cuma sesaat. penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa dan lo masih ngarepin dia? helloooo...
kalau ini gue nggak habis pikir. sebegitu butanya cinta si cewek sama cowok yang dia sayangi. sampai-sampai dia udah kehilangan akal sehatnya dengan cara nyilet-nyilet nadi tangan gitu. terus, dimasukin ke sosmed pula. sungguh, manusia yang kayak gini manusia yang paling mudah dikendalikan emosinya sendiri.
Hadeeeeeeh... kalau yang kayak gini gue udah nggak tahu lagi mau bilang apa. Tuhan itu akan senantiasa selalu bersama orang sabar neng, bukan orang alay. udah alay, bodoh pula. kenapa nggak selfie sambil gantung diri aja sekalian? yang bakalan lo dapat pastinya bukan rasa simpati tapi, dibully.
Nah, bagi teman-teman sekalian, tolong hal ini dijadikan pelajaran. khususnya buat anak remaja di seluruh Indonesia. berusahalah menjadi manusia yang melalui tahap dari remaja langsung ke dewasa. bukan dari remaja tapi malah ke alay. kalau udah ke sampai alay, justru bakalan susah mengubah sikap lo menjadi orang yang dewasa.
0 comments:
Posting Komentar