Jujur. Ini baru pertama kalinya gue keluar malam pas mau menyambut tahun baru. Karena gue ngerasa suntuk dan kesal di rumah. Ya, ini mnyebalkan. akhir tahun yang gue rasakan di tahun 2015 ini justru menjadi tragedi buat gue dan nyokap.
Kejadiannya begini :
Hari kamis, 31 Desember 2015. Gue berniat mau berangkat ke kampus untuk ngebon peralatan seperti kursi, skirting, karpet dan benda-benda lain yang dianggap tidak perlu untuk keperluan acara Table Manner di kampus gue. Gue nggak bawa apa-apa kecuali tas dan dokumen-dokumen yang tidak penting di dalamnya (lo cari tahu aja sendiri)
Sebelum gue berangkat ke kampus, gue ingat pesan nyokap. beliau bilang "kunci rumah tolong di taruh di bawah teras rumah supaya pas pulang ke pasar bisa mama ambil". Karena beliau yang bilang begitu ya udah, kan... Gue taruh aja.
Gue berangkat ke kampus jam 09:45 dengan motor beat yang baru dibeliin orang tua gue pas bulan September. Sesampe di kampus, keadaan sepi. Hanya beberapa Mahasiswa dan Dosen yang ada di sana untuk mengurus keperluan-keperluan mereka.
Bosan menunggu teknisi, gue pun keluar sejenak dan berdiri di teras Fakultas. Baru saja keluar gue langsung ketemu sama teman-teman gue yang aktivis Mahasiswa BEM untuk meng-interview calon pengurus BEM di ruang ER8 (Ya. mereka meng-interviewnya aneh-aneh. Mereka nanya hal-hal tidak penting seperti ukuran celana dalam mereka, nama kepanjangan Ayah gue, sampai orang indonesia pertama yang terbang ke bulan. Jangankan ke bulan. Naik roket aja orang Indonesia nggak pernah.)
Baru satu jam gue di kampus. Gue ditelepon nyokap.
Beliau nanya "Kamu ya yang bawa laptop mama"
Gue bilang dalam hati "untuk apa gue bawa laptopnya? gue sendiri kan udah punya laptop. ngapain gue bawa laptop orang coba"
"Nggak ada, Ma!" jawab gue
nyokap marah-marah sama gue karena laptop yang ditaruh di atas meja depan TV udah nggak ada. Padahal, sebelum berangkat ke kampus gue masih ngeliat laptop itu di atas meja. Karena kesal, nyokap nyuruh gue untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, beliau nanyain hal yang sama lagi. "Kamu ya yang bawa laptop mama?
gue jawab "Nggak ada, ma!
"Tadi mama naruh laptop di sini. di atas meja".
"Tadi aku juga liat laptop mama di atas meja pas mau berangkat".
"Terus kenapa bisa hilang? kok cuma tinggal charger doank?" nyokap mulai kesel
Perasaan gue tiba-tiba nggak enak. "Jangan-jangan, laptop di kamar gue juga hilang!"
Gue buru-buru lari ke kamar. Pas gue lihat. ternyata beneran hilang. "ANJING. LAPTOP GUE KEMALINGAN". cuma charger aja yang terbujur di lantai sama sarung laptop di atas kasur.
Perasaan pas keluar rumah gue nggak ngeliat siapa-siapa di sana. Nih si maling pasti udah nandain taruh kuncinya. Tidak cukup satu jam dia masuk ke rumah gue dengan kunci yang gue taruh di teras bawah untuk ngambil semua laptop yang ada di rumah gue dengan terburu-buru tanpa bawa chargernya.
BRENGSEK. Mana tuh dalam laptop ada bokepnya tugas skripsi gue yang belum kelar. kalau gue nggak nyerahin tugas skripsi gue ke dosen, mata kuliah Metodologi Penelitian gue gagal. Dan gue juga nggak bisa ngambil mata kuliah Studi Usaha Akomodasi. Ngulang mata kuliah yang sama di semester depan sama aja kayak anak sekolah yang tinggal kelas.
Belum lagi nyokap gue. Semua bahan mengajar buat nyari uang ada di sana semua. Nyesel gue. mendingan gue telan aja tuh kunci biar si maling nggak bisa ngambil laptop di rumah.
Setelah kejadian itu, gue langsung curhat sama teman gue si Edri dan Putra kalau gue barusan baru kemalingan di rumah. Mereka turut prihatin dan mengucapkan belangsukawa sedalam-dalamnya atas hilangnya sebuah laptop disertai karangan bunga. Dikira laptop gue meninggal apa.
Batin gue masih belum tenang. Gue juga sempat curhat sama teman gue yang lain. Seorang teman yang jualan Ayam Ka ef ci pinggir jalan depan CV. Al-Fitrah, Bang Toni.
Dia nanya, "kalau dua laptop yang diambil, kira-kira berapa tuh kerugiannya, ky?"
"10 juta bang"
"Terus gimana? udah lapor polisi belum?"
"Belum"
Sampai jam 21:00 WIB gue nongkrong nemenin Bang Toni jualan dan ngantarin dia pulang ke Tunggul Hitam. Sekarang, gue harus ngulang tugas skripsi gue yang belum sempat gue pindahin ke flashdisk dari awal.
Nggak cukup sampai di situ. Gue sempat teleponan sama teman lama yang dulunya anggota band gue, "Rahmat". Gue juga curhat soal laptop gue yang hilang pada hari itu sampai jam 00:00. Terkadang apa yang kita rencanakan nggak selalu sesuai dengan harapan. Target gue pas satu minggu terakhir udah harus kelar. Supaya gue bisa fokus buat acara Table Manner. Tapi semua berubah semenjak Maling songong itu nggak minta izin sama gue.
Jadi, gue punya saran buat para komunitas maling songong di seluruh Indonesia. Kalau kalian mau maling, malinglah yang sopan. Sebelum maling, ajukan proposal kepada rumah orang yang anda maling dan sertakan surat kuasa malingnya. Kalau ditanya polisi kan gampang. Kalian tinggal bilang "Ini udah legal pak malingnya". Proposal dan surat kuasa malingnya harus sudah ditandatangani sama orangnya beserta sidik jarinya.
Nggak cukup sampai di situ. Gue sempat teleponan sama teman lama yang dulunya anggota band gue, "Rahmat". Gue juga curhat soal laptop gue yang hilang pada hari itu sampai jam 00:00. Terkadang apa yang kita rencanakan nggak selalu sesuai dengan harapan. Target gue pas satu minggu terakhir udah harus kelar. Supaya gue bisa fokus buat acara Table Manner. Tapi semua berubah semenjak Maling songong itu nggak minta izin sama gue.
Jadi, gue punya saran buat para komunitas maling songong di seluruh Indonesia. Kalau kalian mau maling, malinglah yang sopan. Sebelum maling, ajukan proposal kepada rumah orang yang anda maling dan sertakan surat kuasa malingnya. Kalau ditanya polisi kan gampang. Kalian tinggal bilang "Ini udah legal pak malingnya". Proposal dan surat kuasa malingnya harus sudah ditandatangani sama orangnya beserta sidik jarinya.
0 comments:
Posting Komentar